Senin, 18 Mei 2009

ONCE UPON A COW ( BAGIAN II ) : TIDAK SEMUA SAPI MENGELUH

Seperti banyak kebiasaan yang merusak, sapi cenderung menyertai kita dengan diam. Oleh karena itu keberadaannya tidak mudah dikenali dan dapat luput dari perhatian kita serta memberi pengaruh negatif pada kehidupan kita. Faktanya sangat sedikit dari kita yang mengakui telah membuat alasan. Sebaliknya kita suka menganggapnya sebagai penjelasan yang faktual dan masuk akal mengenai keadaan yang biasanya ---dan untungnya---ada di luar kendali kita. Contoh sederhana, saya bukannya “selalu terlambat”, tetapi saya hanya “sedikit terlambat”, atau lebih bagus lagi saya adalah korban “lalu lintas yang tidak bisa ditebak”. Sadarkah teman-teman akan hal ini? Betapa mudahnya kita jatuh ke dalam kebiasaan yang buruk, hidup kita dipenuhi dengan alasan yang secara tidak sadar itu akan memperburuk kondisi kehidupan kita di kemudian hari. Alasan telah menjadi “klarifikasi logis”, ketakutan kita yang tidak masuk akal menjadi “peringatan logis”, dan pengharapan kita yang rendah menjadi “pandangan hidup yang realistis”. Itulah sebabnya banyak dari kita sulit percaya bahwa kita memiliki sapi. Bagi kita, pembenaran kita tidak pernah terdengar seperti alasan, semata-mata terdengar seperti penjelasan yang baik. tahukah teman-teman? TIDAK SEMUA SAPI MENGELUH supaya diketahui orang, dan cenderung luput dari perhatian.
Semua ungkapan yang kita gunakan untuk menghindari membuat perubahan apa pun terdengar lebih enak. Semua ungkapan itu lebih mudah diterima dan memberikan lebih sedikit rasa bersalah. Itulah sebabnya kita harus menyingkirkannya jika ingin sukses. Kedengarannya mungkin kejam, teman-teman mungkin lebih suka jika saya meminta anda “mengubah sikap teman-teman”, “memperbaiki perilaku teman-teman”, atau “memperbaiki kebiasaan buruk teman-teman” daripada memohon teman-teman untuk membunuh sapinya. Namun jika kita benar-benar ingin sukses didalam kehidupan dan menjadi yang terbaik, kita harus benar-benar jujur dengan diri sendiri.
Jadi “SAPI” mewakili semua alasan, dalih, pembenaran, kebohongan, rasionalisasi, ketakutan dan keyakinan yang salah terus mengikat teman-teman pada kehidupan yang seadanya serta mencegah teman-teman menjalani kehidupan yang layak teman-teman dapatkan dan semestinya teman-teman jalani. Sayangnya, kita semua punya lebih banyak sapi dan kita tidak mau mengakuinya.
Semua sapi secara umum dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu alasan dan sikap yang membatasi. Alasan biasanya berbentuk pembenaran, alasan, dan kebohongan. Sebaliknya, sikap yang membatasi cenderung terwujud dalam bentuk ketakutan, rasionalisasi, dan keyakinan yang salah. Alasan biasanya kita pakai untuk menjelaskan mengapa kita belum melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Kita tahu bahwa alasan itu sama sekali tidak benar, hanya merupakan cara yang mudah untuk membenarkan pencapaian kita yang seadanya dan “menyelamatkan muka”.
Contohnya:“maaf saya terlambat, teman-teman tahu kan jalanan lagi macet karena Presiden datang”. Bukan lalu lintasnya yang membuat kita terlambat, tetapi manajemen waktu kita yang kurang tepat. Seharusnya kita sudah bisa mempersiapkan segalanya, bila kita sudah tahu bila Presiden akan datang dan semua jalanan protokol ditutup sementara. Seharusnya kita mencari alternatif jalan yang lain atau mungkin kita berangkat dari rumah lebih awal. Inilah salah satu contoh sederhana dimana sapi yang mengontrol kehidupan kita, sedangkan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Alasan-alasan yang seperti diatas yang lebih bisa diterima secara sosial daripada jika kita mengakui bahwa kita tidak mau melewatkan pertandingan ronde terakhir Chris John. Kedengarannya tidak akan bagus kan? Dan banyak lagi alasan lainnya yang kedengarannya masuk akal tetapi sebenarnya tidak perlu.

“ORANG GAGAL SELALU MEMILIKI SATU ALASAN UNTUK GAGAL, ORANG SUKSES SELALU MEMILIKI SATU ALASAN UNTUK SUKSES” (Robert T.Kiyosaki )
Kebanyakan orang pasti memilih kalimat yang kedua. Tetapi dalam kehidupan nyata tidak seperti yang diucapkan. Hal ini sesuai dengan metafora “HANYA ORANG GILA YANG MENGATAKAN MAU BERUBAH, TETAPI TINDAKANNYA TETAP SAMA”. Apakah teman-teman salah satu dari orang itu?
Alasan adalah sapi yang umum. Alasan adalah sebuah cara untuk mengatakan, “saya salah, tapi itu sebenarnya bukan kesalah saya.” “saya tidak lulus ujian, tapi itu semua salah guru. Ia tidak memberi kami waktu untuk belajar.” “hubungan kami gagal karena pasangan saya tidak pernah benar-benar untuk mengerti saya.”
Semua alasan itu hanya melepaskan si pemberi dari tanggung jawab apa pun, menempatkannya dalam peran sebagai korban dan menempatkan kesalahan di tempat lain. Selama teman-teman menganggap itu sebagai kesalahan orang lain, teman-teman tidak akan pernah melakukan apa pun untuk memperbaiki sesuatu.
Banyak sapi juga berasal dari pepatah, seperti “butuh uang untuk mendapatkan uang”, “jangan berharap terlalu banyak nanti kamu akan kecewa”. teman-teman sering mendengarnya? Hal yang seperti inilah yang menghambat kita untuk berpikir dan berkembang lebih baik lagi. Orang-orang diluar sana banyak yang ingin menjadi pengusaha tetapi tidak berani mengambil tindakan dan menggunakan kata-kata bijak “butuh uang untuk mendapatkan uang”sebagai alasan. Pernah dengar nama Ciputra? Beliau berangkat dari keluarga miskin, Karena tekad yang bulat Beliau sekarang menjadi salah satu pionir penggerak pertumbuhan real estate di tanah air bahkan bisnis real estatenya sudah mengekspansi sampai ke asia, Beliau adalah pemilik dari Ciputra Group. Bayangkan, orang yang dulunya berasal dari keluarga yang tidak mampu sekarang menjadi orang yang lebih dari cukup.
Teman-teman untuk sukses tidak dibutuhkan sekedar uang dan mimpi untuk menjadi besar. Tetapi butuh visi, komitmen dan kerja keras untuk mengubah itu untuk menjadi kenyataan. Akhirnya, kebenaran sejati tentang alasan adalah alasan tidak mengubah apapun. Alasan tidak akan memecahkan masalah. Dengan alasan, hidup kita akan tetap sama, jika sebelumnya hanya rata-rata akan terus menjadi rata-rata. Dalam arti tersebut, alasan tidak lebih dari persiapan untuk gagal. Lebih buruk lagi setiap kali kita menggunakannya, kita semakin menjadikannya bagian dari kenyataan kehidupan kita. Jadi lupakan alasan teman-teman! Orang di sekitar teman-teman tidak membutuhkannya dan musuh-musuh pun juga tidak akan mempercayainya. Besarkan Visi dan Komitmen, dan tetap kerja keras. Sukses! (wq)

Tidak ada komentar: