Senin, 18 Mei 2009

1st Anniversary

Setahun bukanlah waktu yang singkat, tapi juga bukan waktu yang lama yang cukup bagi BERMUDA untuk tumbuh menjadi bulletin yang mampu memberikan informasi dan pengembangan iman serta mental bagi Orang Muda. Jika kita menganalogikan BERMUDA itu sebagai manusia, maka BERMUDA bagaikan seorang bayi yang berumur 1 tahun yang sedang dalam masa pertumbuhan. Di masa pertumbuhan itu tentunya masih sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang, yang tentu saja diberikan oleh seorang ibu yang siap menjaga dan membimbingnya.

Ya begitulah situasi yang menggambarkan BERMUDA saat ini. BERMUDA masih sangat mengharapkan perhatian dan kasih sayang dari pembacanya untuk dapat memberikan kritik dan masukan yang dapat membuatnya tumbuh menjadi bulletin yang baik dan berguna. BERMUDA juga masih membutuhkan penjagaan dan bimbingan dari pembaca serta perangkat tim redaksinya agar BERMUDA dapat tetap eksis dalam penerbitan dan agar tetap menjaga konsistensi dalam menyajikan berita-berita, informasi, dan pengetahuan bagi pembacanya.

BERMUDA hadir kepada anda hingga saat ini bukanlah tanpa alasan dan tujuan yang jelas. Bagaikan bayi yang adalah anugerah dari Sang Pencipta bagi orang tuanya, maka semoga para pembaca sekalian yang budiman juga sependapat bahwa BERMUDA itu tercipta berkat KuasaNya, untuk menambah khasanah ilmu serta informasi bagi perkembangan anda (ilmu dan informasi penulis anggap sebagai anugerah, semoga anda juga demikian). Semoga berguna bagi anda BERMUDA dapat berguna bagi anda!!!


Salam Redaksi

TIDAK SUKSES? JANGAN TAKUT!!!

Di masa sekarang ini, sukses menjadi tanda keberhasilan seseorang, terutama sukses dalam karir dan bisnis. Berbagai buku ditulis dan seminar-seminar diselenggarakan untuk membagikan berbagai kiat sukses. Peminat buku-buku dan seminar-seminar tersebut tidak sedikit. Buktinya buku-buku itu menjadi best seller dan seminar-seminar selalu penuh sesak dihadiri peminatnya.
Masyarakat beranggapan bahwa orang yang “sukses” adalah orang yang mempunyai rumah bagus, mobil yang siap mengantar ke mana pun dia mau pergi, jabatan di tempat kerja, perusahaan yang punya banyak karyawan, dan sebagainya.

Demikianlah “sukses” telah begitu merasuk dalam kehidupan kita, sehingga kita dipacu untuk meraih kesuksesan. Orang yang tidak “sukses” akan dipandang rendah oleh masyarakat. Oleh karena itu tidak sedikit yang menghalalkan berbagai cara untuk meraih “kesuksesan”.
Begitu pentingkah sukses itu dalam hidup kita? Apakah jika orang-orang di sekitar kita menganggap kita sukses, kita akan merasa bahagia? Di sebuah Surat kabar terkemuka menulis artikel tentang Irianti Erningpraja yang tidak merasa bahagia meskipun telah sukses, baik sebagai atlet, penyanyi maupun pencipta lagu. Dari artikel tersebut dapat dikatakan bahwa sukses tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Sukses baru menjadi sempurna jika dilengkapi dengan kecerdasan spiritual.

Injil Matius mengingatkan kita, “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” dan “Kumpulkanlah bagimu harta di Surga… karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Dapat dikatakan bahwa di samping mengumpulkan harta duniawi yang bersifat fana, hendaknya kita juga tidak lupa untuk memperhatikan sisi spiritualitas kita. Tanpa memperhatikan aspek spritiual, kita akan merasakan kehampaan, kekosongan jiwa meskipun sukses berada dalam genggaman.
Lantas apakah sukses tidak penting? Sukses sebagaimana yang digambarkan masyarakat pada umumnya adalah sukses dalam hal duniawi semata. Kesuksesan ini hanya memberikan kepuasan sesaat dan pada akhirnya hanya akan ditemui kehampaan, seperti yang dialami poleh Irianti Erningpraja di atas.

Menurut beberapa buku yang pernah saya baca, kesuksesan adalah keadan di mana kita merasa bahagia dengan apa yang telah, sedang dan akan dilakukan. Seorang Anthony de Mello mengatakan, “Anda harus menemukan pekerjaan yang Anda kerjakan demi pekerjaan itu sendiri”, bukan demi popularitas, gengsi, pujian, maupun agar dicintai orang lain. Ada perasaan yang berbeda antara bekerja demi tuntutan prestasi dengan bekerja yang sungguh-sungguh kita nikmati karena pekerjaan itu menghasilkan kepenuhan diri.
Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing talenta-talenta untuk dikembangkan. Salah satu cara untuk meraih sukses tanpa meninggalkan sisi spiritualitas adalah melalui talenta-talenta ini. Bagian lain dari Injil Matius kiranya semakin mendorong kita untuk lebih memperhatikan dimensi spiritual dalam hidup kita (Mat 6:33).

Pelz_colin
Referensi: de Mello, Anthony, Dipanggil untuk Mencinta,
Deepak Copra ,The Seven Spiritual Law of Success

DENDAM

Sadar atau tidak sadar, semua orang yang hidup di dunia ini pernah merasakan yang namanya sakit hati, kecewa, dibohongi, dan apapun itu yang akhirnya menimbulkan dendam dalam dirinya. Akan jadi apa semua orang jika hidup dalam dendam yang tak berkesudahan...?
Dalam hidup sehari-hari, berbagai masalah silih berganti muncul dan penyebabnya juga beraneka ragam, baik itu karena dibohongi, ditipu, dihianati, difitnah dan lain sebagainya. Terkadang tanpa kita sadari, masalah yang datang jauh dari bayangan kita. Oleh karena masalah itu diluar bayangan kita, maka sibuklah kita mencari siapa orang yang mendatangkan masalah tersebut. Hingga pada akhirnya kita tahu siapa yang mendatangkan masalah tersebut, maka timbulah keinginan untuk membalas perlakuan orang tersebut, atau bahasa kerennya DENDAM!!!
Dendam mungkin sesuatu hal yang susah kita hindari, demikian pun dengan diriku sendiri. Ceritanya, dari kecil aku sebenarnya sudah menyimpan dendam terhadap salah satu anggota keluargaku. Aku sering mendengar dan melihat kesedihan keluargaku akibat perlakuan yang di buatnya. Entah itu fitnah, ke sombongannya akan hartanya atau apa pun itu seakan-akan dirinya yang paling hebat dan paling sempurna. Hal ini menimbulkan kebencian yang sangat mendalam dan dalam hati aku sering berkata, “tunggu nanti kalau saya sudah besar, saya akan membalasnya berkali-kali lipat bahkan bertrilyun-trilyun lipat dan kalau perlu saya akan membuat hidupnya susah atau dengan kata lain miskin!”
Kebencian yang mengakibatkan dendam itu terus aku bawa sampai lulus SMU, bahkan jurusan hukum yang aku pilih pun sebenarnya sarana untuk membalas perlakuan salah satu anggota keluargaku yang sangat saya benci. Pada saat itu dalam pikiran dan hatiku berkata, “aku harus menjadi pengacara dan membalas semua perlakuan yang telah dilakukannya!” saat itu aku menanam satu prinsip dalam hidup saya bahwa ”siapa yang mengali lubang dalam hidup saya dia harus menutupnya sendiri dengan apa pun caranya itu!” Dan untuk itu hanya ada dua kata yang tertanam saat itu, “BALAS DENDAM!”
Awalnya, balas dendam itu aku rasa sesuatu hal yang wajar. Hampir disetiap saat ketika saya tidak melakukan apa-apa maka muncullah segala macam skenario untuk membalas semua perlakuan keluarga yang kubenci. Aku merasa itu semua biasa-biasa saja kalau melakukan balas dendam atas perlakuan orang yang tidak disenangi. Sampai tiba pada suatu masa dimana aku bertemu dengan seorang bayi yang sangat lucu dan senyumnya yang begitu tulus. Senyuman bayi yang begitu tulus itu menggetarkan hatiku dan seolah-olah berkata, “setiap senyuman itu indah ketika kita nggak punya dendam”
Setelah mencoba berpikir sejenak dengan jernih, ternyata aku baru sadar, bahwa dengan balas dendam, masalah yang ada tidaklah akan selesai begitu saja. Malah sebaliknya dengan balas dendam, masalah akan semakin banyak muncul dan akan membuat kita makin susah karena masalah yang akan muncul pasti masalah yang lebih sulit dibandingkan sebelumnya. Dan yang pasti jika kita membalas dendam, orang tersebut juga akan membalasnya lagi dengan perbuatan yang lebih buruk dan tentunya hal seperti inilah yang membuat masalah tidak akan pernah selesai.
Balas dendam bukan hanya membuat masalah tidak pernah selesai, tetapi juga membuat perasaan kita sakit. Ketika perasaan sakit otomatis pikiran kita pun jadi kacau dan susah kosentrasi karena konsentrasi kita cuma disatu titik, yakni balas dendam.
Seandainya tidak memikirkan untuk balas dendam, tentunya kita dapat hidup dengan sehat karena tidak perlu susah hati dan memikirkan balas dendam. Dari pada harus balas dendam, mending kita merubah pola pikir menjadi bagaimana memikirkan orang lain atau berbagi kasih dengan orang lain. Karena dengan begitu, kita tidak lagi susah dengan masalah yang ada, melainkan kita akan bahagia ketika bisa membuat orang lain menjadi bahagia.
Satu hal yang pasti, merubah sifat pendendam tidaklah semudah membalikkan tangan dengan cepat. Tapi satu hal yang pasti juga, membalas dendam bukanlah hal yang tepat buat semua orang, karena pada akhirnya akan membuat hidup menjadi susah dengan pemikiran dan suasana yang ada. Dan satu hal yang pasti, sampai kapan pun kalau tetap hidup dalam suasana balas dendam, kita tidak akan pernah bisa menjadi orang yang maju karena yang ada dalam pikiran hanya lah satu, yaitu dendam, dendam, dan dendam.
Akhirnya, seperti kata orang kebanyakkan, “Pilihan itu ada ditangan kita, orang lain hanya memberikan solusi dan berbagai pilihan.” Seperti halnya melupakan dendam, apakah mau tetap hidup dengan dendam yang tak berkesudahan atau menjadi orang yang menyudahi segala dendam dengan cara memikirkan kebahagiaan orang lain, hingga pada akhirnya senyuman tulus seorang bayi bisa terpancar dari bibir anda.



One-dy_TABU

ONCE UPON A COW ( BAGIAN II ) : TIDAK SEMUA SAPI MENGELUH

Seperti banyak kebiasaan yang merusak, sapi cenderung menyertai kita dengan diam. Oleh karena itu keberadaannya tidak mudah dikenali dan dapat luput dari perhatian kita serta memberi pengaruh negatif pada kehidupan kita. Faktanya sangat sedikit dari kita yang mengakui telah membuat alasan. Sebaliknya kita suka menganggapnya sebagai penjelasan yang faktual dan masuk akal mengenai keadaan yang biasanya ---dan untungnya---ada di luar kendali kita. Contoh sederhana, saya bukannya “selalu terlambat”, tetapi saya hanya “sedikit terlambat”, atau lebih bagus lagi saya adalah korban “lalu lintas yang tidak bisa ditebak”. Sadarkah teman-teman akan hal ini? Betapa mudahnya kita jatuh ke dalam kebiasaan yang buruk, hidup kita dipenuhi dengan alasan yang secara tidak sadar itu akan memperburuk kondisi kehidupan kita di kemudian hari. Alasan telah menjadi “klarifikasi logis”, ketakutan kita yang tidak masuk akal menjadi “peringatan logis”, dan pengharapan kita yang rendah menjadi “pandangan hidup yang realistis”. Itulah sebabnya banyak dari kita sulit percaya bahwa kita memiliki sapi. Bagi kita, pembenaran kita tidak pernah terdengar seperti alasan, semata-mata terdengar seperti penjelasan yang baik. tahukah teman-teman? TIDAK SEMUA SAPI MENGELUH supaya diketahui orang, dan cenderung luput dari perhatian.
Semua ungkapan yang kita gunakan untuk menghindari membuat perubahan apa pun terdengar lebih enak. Semua ungkapan itu lebih mudah diterima dan memberikan lebih sedikit rasa bersalah. Itulah sebabnya kita harus menyingkirkannya jika ingin sukses. Kedengarannya mungkin kejam, teman-teman mungkin lebih suka jika saya meminta anda “mengubah sikap teman-teman”, “memperbaiki perilaku teman-teman”, atau “memperbaiki kebiasaan buruk teman-teman” daripada memohon teman-teman untuk membunuh sapinya. Namun jika kita benar-benar ingin sukses didalam kehidupan dan menjadi yang terbaik, kita harus benar-benar jujur dengan diri sendiri.
Jadi “SAPI” mewakili semua alasan, dalih, pembenaran, kebohongan, rasionalisasi, ketakutan dan keyakinan yang salah terus mengikat teman-teman pada kehidupan yang seadanya serta mencegah teman-teman menjalani kehidupan yang layak teman-teman dapatkan dan semestinya teman-teman jalani. Sayangnya, kita semua punya lebih banyak sapi dan kita tidak mau mengakuinya.
Semua sapi secara umum dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu alasan dan sikap yang membatasi. Alasan biasanya berbentuk pembenaran, alasan, dan kebohongan. Sebaliknya, sikap yang membatasi cenderung terwujud dalam bentuk ketakutan, rasionalisasi, dan keyakinan yang salah. Alasan biasanya kita pakai untuk menjelaskan mengapa kita belum melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Kita tahu bahwa alasan itu sama sekali tidak benar, hanya merupakan cara yang mudah untuk membenarkan pencapaian kita yang seadanya dan “menyelamatkan muka”.
Contohnya:“maaf saya terlambat, teman-teman tahu kan jalanan lagi macet karena Presiden datang”. Bukan lalu lintasnya yang membuat kita terlambat, tetapi manajemen waktu kita yang kurang tepat. Seharusnya kita sudah bisa mempersiapkan segalanya, bila kita sudah tahu bila Presiden akan datang dan semua jalanan protokol ditutup sementara. Seharusnya kita mencari alternatif jalan yang lain atau mungkin kita berangkat dari rumah lebih awal. Inilah salah satu contoh sederhana dimana sapi yang mengontrol kehidupan kita, sedangkan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Alasan-alasan yang seperti diatas yang lebih bisa diterima secara sosial daripada jika kita mengakui bahwa kita tidak mau melewatkan pertandingan ronde terakhir Chris John. Kedengarannya tidak akan bagus kan? Dan banyak lagi alasan lainnya yang kedengarannya masuk akal tetapi sebenarnya tidak perlu.

“ORANG GAGAL SELALU MEMILIKI SATU ALASAN UNTUK GAGAL, ORANG SUKSES SELALU MEMILIKI SATU ALASAN UNTUK SUKSES” (Robert T.Kiyosaki )
Kebanyakan orang pasti memilih kalimat yang kedua. Tetapi dalam kehidupan nyata tidak seperti yang diucapkan. Hal ini sesuai dengan metafora “HANYA ORANG GILA YANG MENGATAKAN MAU BERUBAH, TETAPI TINDAKANNYA TETAP SAMA”. Apakah teman-teman salah satu dari orang itu?
Alasan adalah sapi yang umum. Alasan adalah sebuah cara untuk mengatakan, “saya salah, tapi itu sebenarnya bukan kesalah saya.” “saya tidak lulus ujian, tapi itu semua salah guru. Ia tidak memberi kami waktu untuk belajar.” “hubungan kami gagal karena pasangan saya tidak pernah benar-benar untuk mengerti saya.”
Semua alasan itu hanya melepaskan si pemberi dari tanggung jawab apa pun, menempatkannya dalam peran sebagai korban dan menempatkan kesalahan di tempat lain. Selama teman-teman menganggap itu sebagai kesalahan orang lain, teman-teman tidak akan pernah melakukan apa pun untuk memperbaiki sesuatu.
Banyak sapi juga berasal dari pepatah, seperti “butuh uang untuk mendapatkan uang”, “jangan berharap terlalu banyak nanti kamu akan kecewa”. teman-teman sering mendengarnya? Hal yang seperti inilah yang menghambat kita untuk berpikir dan berkembang lebih baik lagi. Orang-orang diluar sana banyak yang ingin menjadi pengusaha tetapi tidak berani mengambil tindakan dan menggunakan kata-kata bijak “butuh uang untuk mendapatkan uang”sebagai alasan. Pernah dengar nama Ciputra? Beliau berangkat dari keluarga miskin, Karena tekad yang bulat Beliau sekarang menjadi salah satu pionir penggerak pertumbuhan real estate di tanah air bahkan bisnis real estatenya sudah mengekspansi sampai ke asia, Beliau adalah pemilik dari Ciputra Group. Bayangkan, orang yang dulunya berasal dari keluarga yang tidak mampu sekarang menjadi orang yang lebih dari cukup.
Teman-teman untuk sukses tidak dibutuhkan sekedar uang dan mimpi untuk menjadi besar. Tetapi butuh visi, komitmen dan kerja keras untuk mengubah itu untuk menjadi kenyataan. Akhirnya, kebenaran sejati tentang alasan adalah alasan tidak mengubah apapun. Alasan tidak akan memecahkan masalah. Dengan alasan, hidup kita akan tetap sama, jika sebelumnya hanya rata-rata akan terus menjadi rata-rata. Dalam arti tersebut, alasan tidak lebih dari persiapan untuk gagal. Lebih buruk lagi setiap kali kita menggunakannya, kita semakin menjadikannya bagian dari kenyataan kehidupan kita. Jadi lupakan alasan teman-teman! Orang di sekitar teman-teman tidak membutuhkannya dan musuh-musuh pun juga tidak akan mempercayainya. Besarkan Visi dan Komitmen, dan tetap kerja keras. Sukses! (wq)

Mengapa Kita Menghormati Bunda Maria?

Sepanjang bulan Mei, Gereja meminta kita untuk memberi perhatian secara lebih istimewa kepada Santa Perawan Maria, Bunda Allah. Bunda Maria sangat berarti bagi kita karena beberapa alasan:

SP Maria Bunda Allah & Bunda Kita MARIA, GADIS YAHUDI
Pertama-tama karena Bunda Maria adalah Bunda Yesus. Maria adalah seorang gadis belia, mungkin usianya masih belasan tahun, ketika ia menjadi Bunda Yesus.
Kemungkinan besar Maria dilahirkan di kota Sepphoris, yang terletak di sebelah utara Palestina. Sepphoris adalah sebuah kota besar di mana bangsa Yahudi dan bangsa Romawi hidup berdampingan dengan damai. Sepphoris merupakan ibu kota Galilea. Kota itu memiliki banyak rumah yang indah dan bahkan sebuah gedung teater yang besar. Sepphoris hancur luluh dilanda gempa bumi besar ketika Maria masih kanak-kanak. Jadi keluarga Maria pindah beberapa mil jauhnya ke Nazareth, sebuah dusun kecil yang berpenduduk hanya 150 hingga 300 orang.
“Nazareth” dalam bahasa Ibrani mempunyai dua arti yang berbeda. Nazareth bisa berarti “lili, bunga bakung” yang merupakan simbol kehidupan, dapat juga berarti “keturunan”. Keluarganya berasal dari keturunan Raja Daud. Baik itu artinya bunga bakung ataupun keturunan, Nazareth adalah nama yang indah bagi tempat tinggal Maria. Di sanalah Maria bertemu dengan Yusuf, seorang tukang kayu. Kemungkinan Yusuf tidak jauh lebih tua dari Maria. Mereka pun bertunangan. Biasanya, masa pertungangan berlangsung selama satu tahun atau lebih. Si gadis akan menenun dan melakukan pekerjaan rumah tangga, sementara sang pria akan membangun rumah tempat tinggal mereka. Kisah selanjutnya kita baca setiap tahun pada hari Natal.

MARIA, BUNDA ALLAH
Kita tidak boleh lupa bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Yesus juga sungguh Manusia, dan Ia bangga menjadi manusia. Yesus sering menyebut diri-Nya, “Anak Manusia.” Dalam bahasa Ibrani ungkapan tersebut berarti “manusia”. Karena Yesus tidak dapat dibagi menjadi dua: Yesus yang Allah dan Yesus yang Manusia, maka bundaNya juga disebut Bunda Allah.

MARIA, BUNDA KITA
Menjelang ajal-Nya di salib, Yesus memberikan Bunda Maria kepada kita untuk menjadi bunda kita juga. Yesus melakukannya ketika Ia menyerahkan Bunda Maria ke dalam pemeliharaan St. Yohanes, Rasul. Yesus berkata, " Inilah ibumu." Artinya Tuhan telah mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya sendiri. Ingatlah, ketika Yesus bangkit dari antara orang mati, Ia berkata, “Aku akan pergi kepada Allah-Ku dan Allah-mu, kepada Bapa-Ku dan Bapa-mu.” Jadi kita mempunyai Bapa dan Bunda yang sama dengan Yesus. Dengan demikian kita semua menjadi saudara dan saudari-Nya. Kita semua merupakan suatu keluarga yang mengagumkan!
Tunjukkanlah hormatmu kepada Bunda Maria. Ia membawa kita kepada Putera-nya, Yesus.


sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
SAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.”

Mengapa Umat Katolik Berdoa kepada Santa Perawan Maria?

Banyak orang non-Katolik telah diajari sedari kecil untuk meyakini bahwa salah satu bukti nyata akan ketidakbenaran ajaran Katolik dapat dilihat dalam penghormatan yang disampaikan kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja Katolik, dan dalam begitu banyaknya doa yang dengan penuh kepercayaan disampaikan kepada Bunda Maria oleh umat Katolik. Sementara itu, benar juga bahwa banyak orang non-Katolik, setelah mempelajari dasar-dasar kebenaran akan devosi umat Katolik kepada Maria, begitu terpikat olehnya hingga akhirnya mereka menjadi Katolik. Kebenaran tersebut sangat sederhana dan gamblang dan seluruhnya terkandung dalam dua kebenaran berikut.
1. MARIA ADALAH BUNDA ALLAH.
Katolik percaya bahwa Allah tidak terikat oleh suatu kewajiban apapun untuk memiliki seorang ibunda; Katolik percaya bahwa Ia memilih untuk memiliki seorang ibunda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Ia memilih untuk memperkenankan tubuh manusiawi-Nya dibentuk dalam rahimnya.
Ia memilih untuk memperkenankan ibunda-Nya melahirkan-Nya ke dunia sebagai seorang bayi kecil mungil. Ia memilih untuk mengijinkan ibunda-Nya menyusuiNya, menggendong-Nya dalam pelukannya, melindungi-Nya dari mara bahaya, dan mengajari-Nya seperti layaknya seorang anak diajari oleh orangtuanya: berjalan, berbicara dan berdoa. Dengan demikian, Ia memilih untuk memberikan kepada Maria kuasa atas Diri-Nya yang hanya dapat dinyatakan dengan cinta. Katolik percaya bahwa dalam memilih ibunda-Nya, Putra Allah memilih untuk memberikan kepadanya kuasa atas kehendak-Nya, yang karena kasih senantiasa dimiliki oleh seorang ibu yang baik bagi anaknya.
2. MARIA ADALAH BUNDA SELURUH UMAT MANUSIA.
Katolik percaya bahwa Putra Allah memilih untuk datang ke dunia melalui seorang ibunda agar ibunda-Nya itu dapat menerima pula segenap anak manusia yang berdosa sebagai saudara-saudariNya. Ia memberikan teladan bagaimana bundaNya harus dihormati dan dikasihi. Ia mempersiapkan bunda-Nya sebagai bunda seluruh umat manusia dengan memintanya untuk menanggung segala bentuk penderitaan yang mungkin, dan dengan demikian, mengajarkan kepadanya untuk menaruh belas kasihan pada segala bentuk penderitaan anak-anaknya. Jika ibunda-Nya itu adalah Bunda bagi Diri-Nya Sendiri, pastilah Ia membebaskannya dari penderitaan, oleh sebab Ia mempunyai kuasa untuk melakukannya dan karena Ia mencintai Bunda-Nya dengan
Bersambung Ke Halaman 12

Sambungan Halaman 10

kasih yang tak terbatas. Ia mengadakan mukjizat-Nya yang pertama di hadapan publik atas permintaan Bunda-Nya, dan menjelang ajal-Nya, Ia mengingatkan Bunda-Nya bahwa ia telah dipersiapkan sejak dari semula untuk menjadi bunda bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Katolik percaya bahwa Maria pastilah dengan antusias menolong mereka, dalam pencobaan jiwa maupun badan, seperti layaknya seorang ibu dengan antusias mengusahakan kesejahteraan bagi anaknya. Rosario yang didaraskan umat Katolik merupakan ungkapan kepercayaan mereka terhadap kedua kebenaran di atas. Umat Katolik yakin bahwa jika Maria berbicara kepada Putra Ilahi-nya bagi mereka, tak perlu diragukan lagi mereka pasti akan menerima jawab atas doa-doa mereka.
Imprimi Potest: John N. McCormick, C.SS.R.
Provincial, St. Louis Province
Redemptorist Fathers, May 2, 1960
Imprimatur: + Joseph E. Ritter, Archbishop of St. Louis,
May 5, 1960

sumber : “Why Catholics Pray to the Blessed Virgin Mary”; www.catholictradition.org.
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Catholic Tradition.”

Paskah Orang Muda Katolik Se-Kevikepan Makassar: Bersatu Dalam Keberagaman

Makassar. Paskah bersama Orang Muda Katolik (OMK) se-Kevikepan Makassar yang diadakan pada tanggal 2 Mei 2009 di Bumi Rajawali berlangsung meriah. hal itu tidak lepas dari keuletan panitia pelaksana dalam merancang acara ini menjadi lebih menarik dan mencitrakan anak muda. Acara yang dimulai pada pukul 17.00 itu dihadiri oleh ratusan orang muda dari berbagai Paroki dan kelompok-kelompok Kategorial yang di awali dengan Opening Art dari Marching dari SMU Katolik Rajawali, kemudian acara dilanjutkan dengan puji-pujian dari Tim Praise n Worship.
Acara ini juga dimeriahkan
dengan kehadiran Kia AFI untuk menambah kemeriahan acara dan juga tidak kalah penting untuk mengajak OMK di Makassar agar lebih bersemangat dalam kasih dan pelayanan.

Puncak sekaligus penutup rangkaian acara Paskah tersebut yaitu dengan misa yang dipimpin langsung Oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Makassar yaitu Mgr. John Liku Ada. Dalam Khotbahnya Mgr. John Liku Ada menghimbau kepada Orang Muda Katolik agar dalam segala keberagaman harusnya orang muda itu bersatu. Beliau menyatakan bahwa dengan bersatu maka hal itu dapat membawa mujizat yang sungguh luar biasa. (fy)

Sejarah Singkat Buletin BERMUDA

Berawal dari sebuah program kerja yang dibuat oleh Pengurus Inti Muda Mudi Katedral (MMK) periode 2006-2008 yang saat itu diketuai oleh Melvin Koswandi. Akan tetapi program kerja (Proker) tersebut untuk menerbitkan Buletin yang kemudian bernama BERMUDA ini, tidaklah semudah apa yang telah direncanakan sebelumnya, banyak hal yang terjadi dan menghambat sehingga program yang telah ada, sehingga baru dapat terlaksana pada bulan mei tahun 2008. Untuk pertama kalinya hingga sekarang pimpinan redaksi BERMUDA dibawahi oleh Fandy yang saat itu merupakan Wakil Ketua II MMK yang menaungi Sie. Humas dan Kreasi.

Saat itu Fandy yang diberi tanggungjawab tersebut, kemudian berdiskusi dan mencari orang-orang yang siap untuk bekerja dalam tim redaksi. Akhirnya ditemukan 2 nama yang siap membantu dalam tim tersebut, antara lain Irwandi (saat itu merupakan Wakil Ketua I MMK menaungi Sie. Rohani) dan Paulus Pele Colin (saat itu merupakan Koord. Departemen Keagamaan (Sie. Rohani)). Akhirnya diputuskan Fandy sebagai Pimpinan Redaksi, Irwandi sebagai Redaktur Pelaksana dan Penggerak Tim Dokumentasi (sekarang sebagai Redaktur Pelaksana) dan Paulus Pele Colin sebagai Koresponden. Di usia yang pertama ini kami juga mendapatkan anggota tim redaksi yang baru yang akan membantu dalam menerbitkan BERMUDA yaitu Tommy Irvin yang akan mengemban tugas sebagai Tim Dokumentasi.

Setelah berdiskusi lebih lanjut mengenai nama, materi dan isi dari buletin itu serta menetapkan tujuan awal penerbitan buletin itu akhirnya diputuskan buletin tersebut bernama BERMUDA (Berita Muda Mudi Katedral), materi dan isinya mencakup seputar kegiatan MMK serta pengembangan iman dan diri, dan yang menjadi tujuan awalnya yaitu sebagai media informasi dan pengembangan iman dan mental bagi Orang Muda Katolik dalam lingkup Paroki Katedral untuk menjadi orang muda yang maksimal baik itu dalam lingkungan Gereja maupun masyarakat pada umumnya.

Ketika pertama kali menerbitkan BERMUDA, banyak ketakutan-katakutan yang ada di dalam pikiran tim redaksi, seperti apakah BERMUDA ini bermanfaat bagi orang muda atau tidak akan dibaca oleh orang muda. Akan tetapi apa yang kami bayangkan tidaklah seperti apa yang terjadi, dimana BERMUDA sangatlah menarik perhatian dari Pastor Paroki Katedral yang saat itu yang dipimpin oleh Pastor Piet Timang, yang saat ini telah menjadi Uskup Agung Banjarmasin. Bukan hanya Pastor Paroki saja yang mendukung, bahkan dari para anggota depas pun mendukung langkah kami sepenuhnya untuk tetap membuat BERMUDA, dan yang tidak kalah pentingnya bahwa respon Orang Muda dan Khusunya anggota MMK yang sangat baik terhadap buletin ini.

Harapan kami semoga BERMUDA dapat tetap konsisten seiring bertambah usianya. dan semoga BERMUDA dapat berkembang bukan hanya untuk OMK di Paroki Katedral, tapi juga OMK di seluruh Indonesia. Shalom... (fy,wy, pc)

Profil Tim Redaksi BERMUDA:

Nama saya Fandy, tempat tanggal lahir Pare-Pare 19 Januari 1986. Saat ini saya adalah Mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Saya mempunyai hobi yang cukup banyak antara lain Sepak Bola dan Futsal, Membaca dan Menulis, dengerin Musik, dan berinternetan ria. Sekarang saya tinggal di Komp. Villa Surya Mas blok J No 12. Saya masuk dan menjadi anggota Muda Mudi Katedral (MMK) pada tahun 2002. adapun pengalaman di MMK antara lain Wakil Ketua Sinterklas pada tahun 2004, Ketua Fancy Fair pada tahun 2005, Wakil Ketua MMK periode 2006-2008, dan saat ini menjabat Pemimpin Redaksi BERMUDA. Motto hidup saya yaitu “Hidup ini hanya sekali dan takkan terulang lagi, maka hiduplah dengan lebih baik dan bermakna bagi diri dan orang lain”.



Nama Lengkapku Irwandy, biasanya teman-teman memanggilku One-dy. Saya lahir di Ujung Pandang pada tanggal 18 Desember 1987. Masuk di MMK pada Tahun 2002. Pengalaman Organisasi baik di MMK maupun diluar yaitu Bendahara Angkatan Generasi Remaja Katedral 2001-2002, Koord Kerohanian Osis SMA Katolik Cendrawasih 2004-2005, Sekretaris Muda-Mudi Katedral 2004-2006, Wakil Ketua I Muda-Mudi Katedral 2006-2008, Ketua UKM Seni TABU UAJ-M 2006-2008, Anggota BEM Fakultas Hukum UAJM 2006-2007, Koord Humas BEM Fakultas Hukum UAJM 2007-2008, Anggota bidang acara Penyambutan Mahasiswa Baru Univ. Atma jaya 2008, Dewan Pembina UKM SENI TABU, dan Stage Manager The Ace Festival 2009.



Nama lengkap saya Mario Paulus Pele Colin dikalangan teman teman saya dipanggil biasa dipanggil Pelz tapi saya juga senang kok jika dipanggil red-dexter… soalnya nama itu keren.hehehe… Tempat dan tanggal lahir saya .Calike, 13 September 1989. Hobby , membaca,maen bola, basket,nonton, n membuat org tertawa. Keseharian kerja di gereja bagian sekretariatan,…. Saya masuk MMK pada tahun 2004. Adapun jabatan yang pernah dan masih saya jabat di MMK yaitu Koord. Sie. Sekretariat 2004-2006, Wakil Ketua Pantia Sinter Class 2006, Koord.
Depertemen Keagamaan 2006-2008, Sekretaris MMK 2008, Wakil Ketua MMK 2009 - sekarang.



Nama Tommy Irvin Teetrawan, biasanya dipanggil Irvin. Tempat tanggal lahir Makassar 23 Februari 1993. Saat ini saya terdaftar dan bersekolah di SMU Katolik Rajawali kelas X. Hobi saya bermain basket dan sepakbola. Saya bergabung di MMK pada tahun 2008. Pengalaman di MMK saat ini hanya sebagai tim Dokumentasi Bermuda mulai april 2009.